KULON PROGO – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bakal terjadi hujan lebat yang akan mengguyur wilayah DIY mulai Selasa (28/10/2025) sampa Kamis (30/10/2025). Masyarakat diimbau untuk waspada dengan adanya potensi ekstrem.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono mengatakan suhu muka laut baik dalam skala harian maupun mingguan di Laut Jawa dan Samudra Hindia Selatan Jawa terpantau relatif hangat, antara 28–29 Celsius, dengan anomali suhu muka laut berkisar antara 0,5 sampai 1,0 Celsius. Kondisi ini mendukung peningkatan suplai uap air ke atmosfer sehingga mendukung pertumbuhan awan hujan.
Sedangkan Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di wilayah Perairan Indonesia sehingga berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Artikel Terkait
“Terpantau adanya pusat tekanan rendah di Laut Jawa, sehingga terjadi pertemuan arus angin (konvergensi) wilayah Jawa khususnya DIY yang berperan dalam pembentukan awan hujan,” katanya.
Warjono mengatakan, profil vertikal kelembaban udara terkini wilayah DIY pada ketinggian 1,5 sampai 3 km (paras 850-700 mb) yang basah sebesar 80-95 persen, sehingga memberi peluang hujan di wilayah DIY baik pada pagi, siang, sore, dan malam hari.
“Mempertimbangkan hal tersebut, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprakirakan pada 28 Oktober 2025 ada potensi hujan sedang hingga lebat di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, Kulon Progo bagian utara dan Gunungkidul bagian utara. Tinggi gelombang antara 1,25 sampai 2,5 meter atau kategori sedang.
Sedangkan pada 29 Oktober 2025, potensi hujan Sedang sampai Lebat di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, Kulon Progo bagian utara dan Gunungkidul bagian utara. Tinggi gelombang 1,25 sampai 2,5 meter (Kategori Sedang).
Sedangkan pada 30 Oktober 2025, potensi hujan sedang sampai lebat di seluruh wilayah DIY. Tinggi gelombang antara 2,5 hingga 4 meter (kategori tinggi).
“Masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi diantaranya berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang ataupun sambaran petir terutama bagi masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” katanya.
















