KULON PROGO – Sekitar 300 entok dari berbagai kelas dilombakan dalam Festival Entok Yogyakarta 2025 Season 2 di Lapangan Balai Desa Tayuban, Panjatan, Kulon Progo, Minggu (12/5/2025). Siapa sangka entok yang biasa diambil dagingnya ini memiliki nilai jual hingga mencapai belasan juta.
“Hari ini ada sekitar 300 peserta, yang berasal dari Jawa Timur hingga Jawa Barat. Bahkan ada yang datang dari Sumatera,” kata Ketua Panitia Festival Entok Yogyakarta, Sugeng Sujarwo.
Menurutnya, untuk jenis entok hias terdiri dari enam kategori, seprti warna dasar, bondol warna dasar, eksotis, rivel ataupun jali. Sedangkan untuk kelas jumbo ada lima kategori dari kelas Basong A, Basong B, jemoko, dere dan babon.
Artikel Terkait
Unggas ini dikontestkan untuk dinilai oleh tim juri yang berasal dari Asosiasi Peternak Enthok Nusantara (Aspen). Penilaian tidak hanya berat dan panjang entok. Namun juga pada keserasian bodi, kerapian bulu maupun kesehatan.
“Kalau hanya tinggi dan panjang belum tentu juara, karena kesehatan dan keserasian bodi juga dinilai,” katanya.
Kejuaraan ini baru pertama kali dilaksanakan di Kulon Progo, yang sebelumnya festival dilaksanakan di Sleman. Ke depan kegiatan ini akan rutin digelar setiap tahun karena mendapat dukungan dari bupati dan Dinas Pariwisata Kulon Progo.
Sugeng mengatakan, festival ini untuk mempererat silaturahmi antarsesama peternak entok. Dalam pertemuan ini juga dlakukan edukasi kepada peternak dan masyarakat umum.
“Harga enthok yang biasa menang bisa sampai Rp10 juta atau belasan,” katanya.
Entok unggulan nantinya akan dijaga dan dibreding agar menghasilkan keturunan yang baik.
Salah satu peserta Lisis mengaku sengaja datang dari Jepara. Dia sudah kerap mengikuti kontes kerap juara. Baginya untuk merawat entok sangatlah mudah. Terpenting dari asupan nutrisi dan kesehatannya dijaga.
“Makan harus rutin, kalau saya dua kali sehari siang dan malam. Dua hari sekali juga dimandikan dan diberi nutrisi,” katanya.
Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan mengatakan, festival enthok ini merupakan bentuk nyata dari semangat dan kreativitas masyarakat Kulon Progo dalam mengangkat potensi entok. Unggas ini selama ini dikenal sebagai sumber penghasil daging yang kaya dengan protein hewani.
“Saya apresiasi festival entok ini dan semoga peternak bisa termotivasi dan percaya diri dalam mengembangkan usahanya,” katanya.