Ihsan Muchlis Amirudin, Kembangkan Alat Perangkap Hama Penghasil Cuan

Sayoto Ashwan

Ihsan Muchlis Amirudin menunjukkan alat perangkap hama yang siap dipasarkan. (foto: Sayoto Ashwan)

KULON PROGO – Seorang Pemuda yang tinggal di Padukuhan Gelaran, Kalurahan Bugel, Panjatan, Ihsan Muchlis Amirudin berhasil mengembangkan alat penangkap hama yang diberi nama Klaper-X. Alat ini mengantarkannya diterima di Prodi Pendidikan Teknik Mekatrokika UNY dan menjadikan sebagai ladang penghasil cuan.

Inovasi ini mulai dikembangkan Ihsan saat duduk di bangku SMK Negeri 2 Pengasih jurusan Elektronika Industri. Sebagai anak petani pasangan Usup Yudiman dan Hartatik, dia kerap mendengar keluhan petani dengan banyaknya hama yang menyerang tanaman.

Dari situlah dia mulai mengembangkan alat perangkap hama yang diberi nama Klaper-X. Alat ini bekerja mengandalkan energi dari sinar matahari yang diterima melalui solar cell. Selanjutnya disimpan ke dalam sebuah baterai. Pada malam hari baterai ini terhubung dengan lampu ultra violet yang akan menyala secara otomatis.

Lampu ini ternyata banyak diminati hama untuk datang. Saat mengerubungi lampu ini, hama akan terjatuh dan ditampung dalam wadah berisi air sabun. Serangga ini akhirnya akan mati sebelum bertelur menjadi kupu-kupu.

“Ide awal untuk membantu petani. Saya hanya mengembangkan alat perangkap hama ini dengan tenaga surya, karena alat seperti ini sudah ada sebelumnya,” katanya.

Alat ini mampu mengantarkannya meraih berbagai penghargaan. Bahkan dengan beragam sertifikat yang dia miliki mengantarkannya diterima di UNY melalui seleksi mandiri.

Awalnya peralatan ini tidak diperjual belikan. Namun belakangan permintaan cukup banyak setelah ada kerja sama dengan Dinas pertanian. Kini produk Klaper-X sudah dipasarkana secara nasional di seluruh Indonesua dengan harga Rp250.000 per unit.

“Satu hektar idealnya dipasangi 10 unit sejak awal, sehingga hama ini tidak sampai bertelur sudah mati,” katanya.

Setiap bulannya, Ihsan bisa menjual alat ini hingga 300 unit baik pesanan dinas ataupun online. Proses produksi dikerjakan keluarga besarnya dibantu warga sekitar.

“Ada sekitar sembilan orang yang biasa membantu. Ini bisa ikut memberdayakan warga,” katanya.

Ketua kelompok Petani Gisik Pranaji, Sukarman mengaku alat ini sangat efektif dalam memberantas hama secara alami. Idealnya dalam satu hektar dipasang 10 unit sejak awal masa tanam. Sehingga hama yang ada akan mati sebelum berkembang biak menjadi kupu-kupu.

“Ini cukup efektif dan biayanya lebih murah dari pada menggunakan insektisida. Alat ini bisa bertahan lama,” katanya.

Selama ini untuk memberantas hama, petan mengandalkan insektisida. Dalam sekali penyemprotan mereka menghabiskan satu botol insektisida seharga Rp250.000.

“Ke depan kami akan pasang alat ini lebih awal karena bisa menghemat biaya produksi,” katanya.

Rekomendasi Untuk Anda

News

Klomtan di Kulon Progo Terima Bantuan Alsintan dari Pemerintah Pusat

KULON PROGO – Pemerintah melalui APBN mengucurkan bantuan alat pertanian (alsintan) kepada sejumlah kelompok tani (klomtan) yang ada di Kulon ...

News

Pasar Jadul Ramaikan Perayaan Warisan Budaya Tak Benda di TBK

KULON PROGO – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulon Progo menggelar Pasar Jadul dalam rangkaian perayaan Warisan Budaya Tak benda (WBTB) ...

Pariwisata

Peduli Lingkungan, Siswa MTsN 4 Kulon Progo Bersih Pantai Mlarangan Asri

KULON PROGO – Aksi peduli ligkungan dilaksanakan para siswa dan guru MTsN 4 Kulonprogo dengan melakukan bersih pantai di Pantai ...

News

Pemkab Kulon Progo Intervensi Penurunan Stunting, Bupati: Sinergi Lintas Sektoral Diperlukan

KULON PROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo menguatkan kembali intervensi spesifik dan sensitif dalam percepatan penurunan stunting. Sinergi lintas ...

News

Pamit ke Rumah Anak, Nenek di Kokap Hilang

KULON PROGO – Warga Padukuhan Nganti, Hargotirto, Kokap, Suninah (84) dilaporan hilang pada Sabtu (24/05/2025). Warga sempat bertemu dengan Sutinah ...

Ekbis

Jelang Idul Adha, Harga Sapi Masih Normal

KULON PROGO – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY memastikan harga hewan kurban di pasaran masih normal. Tidak ada gejolak ...

Tinggalkan komentar