KULON PROGO – Komisi III DPRD Kulon Progo turun ke bawah meninjau areal persawahan di Sentolo yang terendam banjir, Kamis (2/1/2025). Mereka mendorong agar Pemkab Kulon Progo berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) agar dilakukan perbaikan guna menghindari kerugian di tingkat petani.
Rombongan ini meninjau di Bulak Srikayangan, Gendingan dan Tuksono. Luasan lahan sawah yang terendam mencapai 360 hektare akibat hujan deras yang terjadi pada Rabu (1/1/2025).
Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Kartono di Kulon Progo, Kamis, mengatakan di Bulak Srikayangan, Gendingan dan Tuksono dengan luasan lebih dari 360 hektare, setiap hujan deras dengan intensitas tinggi dipastikan terendam air.
Artikel Terkait
“Kami berharap Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) melakukan normalisasi sungai di wilayah ini,” kata Ketua Komisi III Kartono.
Air yang merendam berasal dari luapan Kali Rowo Jembangan. Debit airnya yang tinggi membuat sungai ini tidak lagi bisa menampung air sehingga meluap. Normalisasi perlu dilakukan dari Jembatan Ngancar sampai hulu yakni muara Sungai Progo.
“Tingkat sedimentasi cukup tinggi. Ini perlu ada pembangunan talud agar tidak longsor,” katanya.
Staf DPUPKP Kulon Progo Teguh mengaku sudah takan akan segera membuat surat ke BBWSO untuk program normalisasi seperti yang direkomendasikan Komisi III.
“Kami akan mengusulkan normalisasi drainase Rowo Jembangan ke arah muara Sungai Progo,” katanya.
Meluapnya Sungai Rowo Jembangan mengakibatkan 300 hektare tanaman padi di Bulak Srikayangan, dan Bulak Gendingan (Sukoreno) seluas 60 hektare terendam. Air juga merendam tanaman padi di Bulak Tuksono seluas 60 hektare.