Lumbung Mataraman Pilar Koperasi Desa Merah Putih di Kulon Progo

Sayoto Ashwan

Rakor koordinasi program lumbung mataram sebagai penguat koperasi merah putih di Aula Adikarto, kompleks Pemkab Kulon Progo, Senin (7/7/2025). (foto: istimewa)

KULON PROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo akan menjadikan Lumbung Mataraman sebagai pilar Koperasi Desa Merah Putih. Banyak kegiatan dalam lumbung mataram dari bertani, beternak hingga pemanfaatan lahan pekarangan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Drajat Purbadi mengatakan, program Lumbung Mataram selaras dengan Pergub DIY Nomor 52 Tahun 2023, yang memberikan ruang bagi kabupaten untuk mengajukan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) urusan keistimewaan. Program ini meliputi berbagai kegiatan dari skema pengumpulan, pengusulan, serta kaitannya dengan kebijakan Koperasi Desa Merah Putih.

“Lumbung Mataraman adalah lumbung pangan hidup berbasis rumah tangga, ada kegiatan menanam, beternak, dan mengelola lahan pekarangan secara terpadu atau integrated farming,” kata Drajat pada koordinasi Lumbung Mataram di Aula Adikarto, Senin (7/7/2025).

Melalui pendekatan budaya dan kearifan lokal, program ini bertujuan meningkatkan produksi pangan, pendapatan petani, serta menjaga kelestarian lingkungan. Harapannya, tercipta ketahanan pangan yang mandiri, berkelanjutan, dan terhubung dengan pengembangan agrowisata.

Kabid Ketahanan Pangan DIY, Bambang Dwi Witjaksono mengatakan, Kulon Progo yang pertama kali menindaklanjuti arahan gubernur yang mensinergikan lumbung kemataraman dengan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).

“Semoga sinergi ini dapat menyejahterakan masyarakat, mengurangi kemiskinan, memperpendek rantai pemasaran yang kadang menjadi beban masyarakat,” katanya.

Bupati Kulon Progo Agung Setyawan mengatakan, Koperasi Desa Merah Putih tidak boleh gagal dan tidak boleh menjadi beban bagi para pamong. Koperasi harus berjalan efektif dan berpihak pada masyarakat.

“DIY memiliki banyak saluran pendanaan yang bisa diakses langsung oleh kalurahan,” kata Agung.
Menurutnya, ada tiga pilar utama yang bisa dijadikan fondasi, yakni Lumbung Mataraman, Desa Wisata, dan BUMD. BUMD didorong menjadi mitra penyalur kebutuhan pokok yang menyalurkannya melalui koperasi desa.

“Keberhasilan koperasi tidak cukup dengan modal usaha saja. Yang utama adalah penguatan manajemen dan kemampuan akuntansi pengurus koperasi,” terang Agung.

Rekomendasi Untuk Anda

News

HKSN 2025 di Kulon Progo, Merawat Solidaritas, Kuatkan Kepedulian Sosial

KULON PROGO – Semangat kebersamaan dan kepedulian sosial kembali diteguhkan dalam peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2025 yang digelar ...

Tokoh

Tokoh Masyarakat Tembagapura Ajak Warga Tolak Provokasi Jelang Natal

MIMIKA – Tokoh masyarakat Distrik Tembagapura, Derek Alom, mengajak seluruh warga untuk tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang berpotensi mengganggu ...

News

Belajar di Luar Kelas, Siswa MTsN 6 Kulon Progo Jelajahi Surabaya–Malang

KULON PROGO – Pembelajaran tak selalu harus berlangsung di dalam kelas. MTsN 6 Kulon Progo membuktikan hal tersebut melalui kegiatan ...

Ekbis

Siswa MTsN 1 Kulon Progo Rintis Bisnis Kripik Pisang Coklat

KULON PROGO – Sejumlah siswa MTsN 1 Kulon Progo berkreasi dan mencoba berbisnis. Mereka merintis usaha kripik pisang coklat yang ...

News

Menggapai Asa di Tanah Baru, 5 Keluarga Kulon Progo Transmigrasi ke Sulawesi Tengah

KULON PROGO – Harapan baru mengiringi langkah lima keluarga asal Kabupaten Kulon Progo yang diberangkatkan menuju kawasan transmigrasi Lore Tengah, ...

News

Relawan Ambulans Barat Perkuat Solidaritas dan Profesionalisme Layanan Darurat

KULON PROGO – Komunitas Relawan Ambulans Barat (RAB) menggelar Sarasehan dan Pelatihan Relawan Ambulans Barat 2025 sebagai upaya memperkuat solidaritas, ...

Tinggalkan komentar