KULON PROGO – Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) DIY menggelar panen raya cabai pesisir sebagai implementasi program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di lahan persawahan di Banaran, Galur (13/11/2025). Aksi ini menjadi wujud konkret dari peran strategis TPAKD pada percepatan akses keuangan seluas-luasnya bagi masyarakat dan UMKM.
Panen raya ini merupakan implementasi Program Kerja TPAKD DIY Tahun 2025, khususnya Program Pengembangan Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Wilayah Perdesaan. Program ini sukses dilaksanakan di Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur.
Program EKI diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan akses masyarakat perdesaan terhadap layanan keuangan formal yang aman dan terjangkau. Melalui EKI, masyarakat didorong untuk memanfaatkan layanan dasar seperti tabungan dan kredit produktif, serta mengadopsi solusi digital seperti QRIS untuk mempermudah transaksi di desa.
Artikel Terkait
“Kalurahan Banaran menjadi percontohan desa EKI karena potensi ekonominya besar. Lebih dari 5.753 warganya berprofesi sebagai petani, nelayan dan wiraswasta,” kata Kepala BPD DIY Cabang Wates, Nur Afan Dwi Saputro.
Program Desa EKI ini telah dimulai sejak 24 April 2025. Tahap awal melibatkan OJK DIY, Biro Perekonomian dan SDA DIY, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, serta pihak Kalurahan Banaran beserta tokoh petani setempat.
Kepala OJK DIY, Eko Yulianto mengatakan, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak penting, baik pemerintah OJK dan perbankan. Program ini untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang penuh tantangan.
Upaya menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif tidak hanya bergantung pada kebijakan makro. Namun kemampuan seluruh masyarakat untuk mengakses layanan keuangan secara merata, baik di perkotaan maupun pedesaan.
“Akses keuangan yang merata di pedesaan menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kesenjangan antara daerah pedesaan dan perkotaan,” katanya.
Program EKI untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal secara inklusif, aman, dan terjangkau. Program ini diinisiasi OJK dengan melibatkan pemerintah daerah, perbankan, asuransi, pasar modal, dan komunitas”.
“Tujuan program ini pada pemberdayakan masyarakat melalui literasi keuangan, penyaluran kredit, pembukaan rekening, dan pendampingan,” katanya.
Assek II Setda Kulonprogo Sri Budi Utami, mengapresiasi inovasi digitalisasi pasar lelang cabai di Banaran. Transaksi telah menggunakan QR Code (QRIS).
“Inovasi ini adalah bentuk nyata transformasi digital pertanian yang mempermudah transaksi, meningkatkan transparansi harga, dan memperkuat inklusi keuangan bagi petani,” katanya.


















