KULON PROGO – Sejumlah perguruan tinggi swasta (PTS) yang ada di DIY siap melaksanakan penelitian di Kulon Progo. Kampus diharapkan bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan dan berdampak luas di masyarakat.
“Total usulan penelitian yang masuk mencapai 322 usulan,” kata Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta Setyabudi Indartono pada Focus Group Discussion di Field Research Center UGM, Rabu (12/11/2025).
Usulan penelitian yang masuk ini, 82 bertema energi dan lingkungan hidup, 75 bertema kesehatan dan sosial, 40 bertema pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain itu ada 26 bertema pendidikan SDM dan tata kelola, 20 bertema perikanan dan kelautan, 46 bertema pertanian, pangan, dan biofarmaka, bertema UMKM dan ekonomi global.
Artikel Terkait
FGD ini menjadi tindak lanjut penandatanganan MoU dengan Kabupaten Kulon Progo yang dihadiri oleh 33 PTS. keberadaan PTS tidak hanya sekadar sebagai pabrik sarjana, tetapi keberadaan perguruan tinggi ini memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat secara umum maupun masyarakat industri.
“Ini adalah bagian dari rangkaian program Leapfrogging (strategi yang secara umum berarti melompati tahapan-tahapan pembangunan atau perkembangan tradisional untuk langsung mengadopsi teknologi atau pendekatan yang lebih baru dan lebih canggih),” katanya.
Dari FGD ini, nantinya akan ada data riil, data detail tentang kebutuhan dari Pemkab Kulon Progo. Tindaklanjutnya akan dibentuk tim yang solid dari perwakilan Perguruan Tinggi dan OPD terkait, sesuai dengan isu-isu yang berkembang. Kolaborasi ini diharapkan memberikan output research dan pengabdian atau kebijakan-kebijakan yang bisa diusulkandari hasil penelitian yang kemudian akan disepakati menjadi usulan program jangka panjang di Kulon Progo.
“Harapannya, riset yang diajukan itu jelas kolaborasinya, dapat menyelesaikan problem (masalah) riil yang ada di pemerintah daerah,” katanya.
Asisten Sekda (ASDA) III Kabupaten Kulon Progo Eko Wisnu Wardana mengatakan, kerja sama ini secara khusus bertujuan untuk mengimplementasikan Tridarma Perguruan Tinggi secara terapan dan berkelanjutan. Melalui FGD, perwakilan PTS dan OPD berdiskusi secara intensif untuk memetakan isu-isu strategis dan kebutuhan riil di Kulon Progo.
“Semoga ini menjadi solusi berbasis riset yang aplikatif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Beberapa isu strategis yang bisa dikembangkan pada pengembangan ekonomi lokal dan UMKM berbasis potensi unggulan desa, transformasi digital di sektor pelayanan publik dan pertanian. Selain itu pengelolaan lingkungan hidup, sumber daya, ketahanan pangan, peningkatan kualitas pendidikan, kelembagaan sosial dan budaya lokal.
















