Reses DPRD Kulon Progo, Suradi: Drainase di Bendungan Tak Optimal Akibatkan Gagal Panen

Sayoto Ashwan

Anggota DPRD KUlon Progo Suradi mengecek kondisi lahan pertanian yang terendam banjir akibat buruknya saluran drainase di Bendungan, Wates, Sabtu (15/11/2025). (foto: istimewa)

KULON PROGO – Anggota DPRD Kulon Progo Suradi menggelar reses I tahun sidang 2025-2026 di Bendungan Lor, Wates, Sabtu (15/11/2025). Warga mengeluhkan buruknya saluran drainase yang mengakibatkan petani mengalami gagal panen.

Dukuh Bendungan Lor, Agus Purnomo mengatakan, buruknya saluran drainasi ini sudah cukup lama. Beberapa kali perbaikan tidak tuntas menyelesaikan permasalahan yang ada.

“Petani kerap gagal panen karena lahan terendam,” kata Dukuh Bendungan Lor, Agus Purnomo saat Reses anggota DPRD Suradi di Bendungan.

Menurutnya, lahan yang terendam ini luasannya bisa mencapai 5 hektare. Begitu hujan turun sekitar dua jam, lahan akan terendam banjir dan sulit surut. Akibatnya tanaman yang ada akan terendam akan layu dan mati.

“Mohon drainase diperbaiki, agar lahan bisa dimanfaatkan,” katanya.

Suradi yang menerima keluhan langsung turun untuk melihat kondisi di lapangan. Permasalahan yang dihadapi petani karena masalah saluran drainase. Ada talud yang ambruk sepanjang 10 meter yang membuat saluran air tidak lancar. Selain itu juga terjadi pendangkalan sehingga air tidak mengalir.

“Panjangnya sekitar 500 meter, ini harus segera ditangani agar air bisa lancar kalau terjadi banjir,” kata anggota Komisi III DPRD Kulonprogo ini.

Permasalahan drainase ini mengakibatkan tujuh kelompok tani di Bulak Bendungan dan sekitarnya kerap merugi. Berbagai tanaman dari padi, palawija hingga cabai kerap tidak bisa dipanen karena tergenang air dan banjir. Hal ini menjadi salah satu hambatan petani dalam mendukung program ketahanan dan swasembada pangan.

“Kami akan koordinasi dengan DPUPKP, Dinas Pertanian dan BBWSSO agar permasalahan ini segera teratasi,” katanya.

Suradi juga banyak menerima keluhan mengenai tanaman enceng gondok dari hulu sampai hilir di wilayah Galur dan Panjatan. Tanaman ini membuat aliran air terganggu dan kerap memicu terjadinya kerusakan talud dan jembatan.

“Penyumbatan enceng gondok ini harus diatasi. Di Jawa Timur sudah ada alat pemecah yang bisa diterapkan di sini,” katanya.

Rekomendasi Untuk Anda

News

Peringati HUT Korpri ke-54, Bupati Serukan Solidaritas ASN

KULON PROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo menggelar upacara bendera untuk memperingati Hari Ulang Tahun Korps Pegawai Republik Indonesia ...

News

Kulon Progo Siap Hadapi Libur Natal dan Tahun Baru 2026

KULON PROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo siap menyambut libur Natal dan Tahun Baru 2026. Mereka akan mengumpulkan Forkopimda dan ...

Pariwisata

Bupati Tegaskan Intervensi Kebijakan sebagai Pemicu Utama Pengembangan Desa Wisata

KULON PROGO – Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, menegaskan bahwa intervensi kebijakan merupakan pemicu utama percepatan pengembangan desa wisata. Menurutnya, ...

Tokoh

Tokoh Pemuda Papua Yops Itlay Ajak Mahasiswa Jaga Kamtibmas Jelang Natal

JAYAPURA – Tokoh Pemuda Papua, Yops Itlay mengimbau mahasiswa dan pemuda agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu yang memecah ...

News

Bandara YIA Salurkan Bantuan Pendidikan, Tanggap Bencana, dan Dukungan Disabilitas

KULON PROGO – PT Angkasa Pura Indonesia Cabang Bandara Internasional Yogyakarta (Bandara YIA) menyalurkan tiga program Tanggung Jawab Sosial dan ...

News

Genap 26 Tahun, YAIM Mantapkan Langkah sebagai Lembaga Pendidikan Unggulan

KULON PROGO – Yayasan Amal Insan Mulia (YAIM) Kulon Progo merayakan hari jadinya yang ke-26 di Alun-Alun Wates, Sabtu (29/11/2025). ...

Tinggalkan komentar