Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Edi Priyono Prihatin Kasus HIV/AIDS Naik, Anggaran KPA Minim

Sayoto Ashwan

Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Edi Priyono. (Foto: S Ashwan)

KULON PROGO – Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo, Edi Priyono, menegaskan penanganan AIDS membutuhkan dukungan lebih kuat, baik dari sisi anggaran maupun keterlibatan masyarakat. Jumlah penderita AIDS di Kulon Progo ada 317 orang yang tengah menjalani pengobatan.

Edi menyebut naiknya angka penderita menunjukkan masih adanya wilayah dan kelompok masyarakat yang belum terjangkau program penjangkauan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). Kondisi tersebut, menurutnya, menyerupai fenomena gunung es, di mana kasus yang tercatat belum menggambarkan keseluruhan situasi.

“Peran KPA dan pemerintah desa sangat penting dalam deteksi dini dan rehabilitasi. Tetapi dengan anggaran yang terbatas, jangkauan mereka belum maksimal, sehingga masih ada warga yang tidak terdeteksi dan memilih menyembunyikan kondisinya,” ujar Edi.

Politisi PDIP ini mneyebut KPA Kulon Progo saat ini hanya mengandalkan anggaran sekitar Rp80 juta per tahun. Alokasinya Rp60 juta digunakan untuk honor petugas, sehingga kegiatan lapangan hanya memiliki sekitar Rp20 juta. Jumlah tersebut jelas tidak memadai untuk kebutuhan penjangkauan, edukasi, dan pendampingan penderita.

“Anggaran untuk kegiatan hanya Rp20 juta. Ini tidak cukup. KPA harus ditambah anggarannya agar bisa bekerja lebih luas dan menyentuh lebih banyak warga,” tegasnya.

Di sisi lain, Edi Priyana menyoroti pentingnya masyarakat memahami informasi AIDS secara benar. Ia mengingatkan bahwa kurangnya pemahaman sering membuat warga bersikap keliru terhadap penyintas, bahkan cenderung menghukum atau mengucilkan mereka.

“Yang dikhawatirkan, karena tidak paham, masyarakat justru bersikap menghukum penyintas. Ada juga yang menyembunyikan kondisi karena takut dikucilkan. Padahal mereka butuh dukungan dan pendampingan,” jelasnya.

Edi meminta masyarakat ikut membantu memberikan semangat kepada penyintas dan saling mengingatkan agar tidak terjadi stigma. Ia menekankan bahwa AIDS tidak menular melalui kontak sosial, tetapi dengan hubungan seksual berisiko, penggunaan jarum suntik secara bergantian dan dari ibu ke bayi.

“Masyarakat harus punya informasi yang benar. Dengan begitu, penyintas tidak dikucilkan dan justru dapat terbantu untuk pulih dan menjalani pengobatan dengan tenang,” ujarnya.

Edi menjelaskan bahwa seluruh kelompok masyarakat memiliki kerentanan, namun kasus terbanyak saat ini ditemukan pada kelompok hubungan sesama laki-laki. Ia meminta agar edukasi dan pencegahan diarahkan secara tepat sasaran tanpa menimbulkan stigma.

Rekomendasi Untuk Anda

News

Belajar di Luar Kelas, Siswa MTsN 6 Kulon Progo Jelajahi Surabaya–Malang

KULON PROGO – Pembelajaran tak selalu harus berlangsung di dalam kelas. MTsN 6 Kulon Progo membuktikan hal tersebut melalui kegiatan ...

Ekbis

Siswa MTsN 1 Kulon Progo Rintis Bisnis Kripik Pisang Coklat

KULON PROGO – Sejumlah siswa MTsN 1 Kulon Progo berkreasi dan mencoba berbisnis. Mereka merintis usaha kripik pisang coklat yang ...

News

Menggapai Asa di Tanah Baru, 5 Keluarga Kulon Progo Transmigrasi ke Sulawesi Tengah

KULON PROGO – Harapan baru mengiringi langkah lima keluarga asal Kabupaten Kulon Progo yang diberangkatkan menuju kawasan transmigrasi Lore Tengah, ...

News

Relawan Ambulans Barat Perkuat Solidaritas dan Profesionalisme Layanan Darurat

KULON PROGO – Komunitas Relawan Ambulans Barat (RAB) menggelar Sarasehan dan Pelatihan Relawan Ambulans Barat 2025 sebagai upaya memperkuat solidaritas, ...

Tokoh

Sambut Natal 2025, Legislator PKS Ajak Warga Dogiyai Rawat Kerukunan

PAPUA – Anggota DPRK Dogiyai, Korneles Kotouki mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga kerukunan, keamanan, dan persatuan di tengah keberagaman suku ...

News

Ikrar Antikorupsi dalam Tembang Pocung Antarkan Kulon Progo Cetak Rekor MURI

KULON PROGO – Pemkab Kulon Progo bersama Kejaksaan Negeri Kulon Progo mengemas gerakan antikorupsi dengan pendekatan budaya Jawa. Pembacaan ikrar ...

Tinggalkan komentar