Waduh, Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Kulon Progo Masih Tinggi

Sayoto Ashwan

Bupati Kulon Progo Srie Nurkyatsiwi membuka peringatan Hari Anti kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Aula Adikarto, Kompleks Pemkab Kulon Progo, Selasa (17/12/2024). (foto: istimewa)

KULON PROGO – Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Kulon Progo masih cukup tinggi. Penjabat Bupati Srie Nurkyatsiwi mendorong semua elemen yang ada di masyarakat ikut berupaya mencegah dan menghapus kekerasan terhadap perempuan.

Menurut bupati, dari laporan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak), selama tahun 2023 ada 62 korban kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sedangkan tahun ini sampai bulan Oktober sudah ada 46 kasus.

Sedangkan untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada 2023 ada 25 kasus. Sedangkan tahun ini sudah ada 22 kasus yang dilaporkan.

“Semua pihak harus ikut bertinda dalam mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Keluarga harus ikut berpartisipasi dalam pencegahan dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman,” kata bupati pada Peringatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Aula Adikarto, Kompleks Pemkab Kulon progo, Selasa (17/12/2024).

Siwi mengatakan, pemberantasan kekerasan bukan hanya tugas pemerintah saja. Namun menjadi tanggung jawab seluruh elemen yang ada di masyarakat. Setiap individu, keluarga, lembaga pendidikan, media, dan seluruh sektor masyarakat harus berperan aktif dalam menciptakan ruang yang aman bagi perempuan dan anak.

“Pemkab Kulon Progo berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui berbagai program kegiatan,” ujarnya.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) Kulon Progo Lucius Bowo Pristiyanto mengatakan, kekerasan terhadap anak sebagian besar dilakukan oleh orang terdekat. Pelaku kekerasan terbanyak adalah anggota keluarga itu sendiri.

“Variasi kekerasan yang dialami berupa kekerasan fisik, emosi dan seksual. Upaya edukasi harus untuk mencari solusi atau setidaknya meminimalisir,” kata Bowo.

Dinsos Kulon Progo sudah menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga dalam penanganan kasus. Di tingkat kapanewon juga ada satuan tugas (Satgas) yang bisa menindaklanjuti laporan kasus kekerasan pada perempuan dan anak yang dilaporkan.

Rekomendasi Untuk Anda

News

Marbot di Kulonprogo Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan

KULON PROGO – Pemerintah Kabupaten Kulonprogo bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan kepada para marbot. Marbot akan dimasukkan ke ...

Olahraga

156 Kuda Pacu Bakal Berlaga di IHR-Indonesia Derby 2025

BANTUL – Sebanyak 156 kuda pacu terbaik nasional bakal berlaga dalam Indonesia’s Horse Racing (IHR)-Indonesia Derby 2025, di Stadion Sultan ...

News

Siraman Agung Pusaka Pemkab Kulon Progo, Ajang Pelestarian Tradisi

KULON PROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo melaksanakan Siraman Agung Pusaka di Halaman Rumah Dinas Bupati Kulon Progo, Selasa ...

News

Kulon Progo Juara Pertama Lomba Tiga Pilar Kamtibnas Tingkat Nasional

KULON PROGO – Kabupaten Kulon Progo berhasil meraih juara pertama dalam lomba Tiga Pilar Kamtibmas tingkat nasional zona barat atau ...

News

Pakai Baju Mirip Militer, Wabup Kulon Progo Ambar Purwoko Buka TMMD Sengkuyung III

KULON PROGO – Wakil Bupati Kulon Progo Ambar Purwoko membuka Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung tahao III tahun ...

News

Bapperida Juarai PPID Awards Kulon Progo 2025

KULON PROGO – Badan Perencana Pembangunan dan Inovasi Daerah (Bapperida) berhasil meraih juara pertama dalam ajang PPID Award Kulon Progo ...

Tinggalkan komentar