KULON PROGO – Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut masyarakat Glagah paling siap menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami. Kesiapan masyarakat dan kalurahan telah memenui standar internasional UNESCO.
“Kalurahan Glagah lebih siap dibandingkan wilayah lain. Mulai dari pengetahuan, keterampilan, peta bahaya, jalur evakuasi, hingga sistem koordinasi pemerintah kalurahan, semua sudah sesuai standar,” kata Dwikorita saat membuka Sekolah Lapang Gempa Bumi di Balai Kalurahan Glagah, Selasa (23/09/2025).
Sekolah lapang ini sangat penting bagi masyarakat pesisir untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami. Kegiatan ini menjadi program internasional Tsunami Ready dari UNESCO. Indonesia menjadi salah satu negara pelopor dalam membina masyarakat pesisir di 25 negara agar siaga terhadap tsunami.
Artikel Terkait
Wakil Bupati Ambar Purwoko mengatakan, Pemkab Kulon Progo mendukung penuh kegiatan ini. Pemerintah hadir untuk memastikan masyarakat siap dan selamat.
“Kita sudah berikhtiar, berusaha, dan berdoa. InsyaAllah, daerah pesisir Glagah ini dijauhkan dari marabahaya dan bencana alam, serta diberikan kedamaian dan ketentraman,” kata Ambar.
Salah satu warga Glagah, Sutrisno mengaku senang ikut kegiatan seperti ini. Setidaknya bisa membuka wawasannya terhadap pentingnya kesiapan menghadapi bencana.
“Kami tahu bahwa sini rawan tsunami, tapi belum benar-benar tahu harus bagaimana. Lewat pelatihan ini, saya jadi paham jalur evakuasi dan apa yang harus dilakukan saat gempa,” kataya.