KULON PROGO – Wakil Ketua Komisi X DPR My Esti Wijayati mendorong kampus untuk memperkuat peran satuan tugas pencegahan dan Penanganan kekerasan di Perguruan Tinggi (Satgas PPKPT). Politisi PDIP ini mencatat ada 544 kasus kekerasan yang menimpa mahasiswa sepanjang 2024.
“Kampus seharusnya menjadi ruang aman untuk belajar, bertumbuh, dan meraih masa depan,” kata Esti pada sosialisasi Permendikbudristek Nomor 55 tahun 2024 tentang Pencegahan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT) di Kampus IKIP PGRI Wates, Senin (23/12/2025).
Esti mencatat sepanjang tahun 2024, sedikitnya 554 kasus kekerasan di perguruan tinggi yang muncul ke publik. Angka tersebut diyakini hanya sebagian kecil dari kasus yang sebenarnya terjadi.
Banyak kasus berakar dari penyalahgunaan relasi kuasa, bahkan melibatkan pihak yang seharusnya melindungi. Kondisi kian ironis karena tidak sedikit mahasiswa yang belum menyadari bahwa mereka adalah korban atau bahkan pelaku kekrasan.
Artikel Terkait
Menurutnya, minimnya pemahaman mahasiswa dipicu oleh regulasi pencegahan yang belum tersosialisasi secara merata hingga tingkat paling bawah. Karena itu, ruang-ruang dialog dan edukasi harus terus dibuka.
“Ruang sosialisasi seperti ini terus kami manfaatkan,” katanya.
Esti menegaskan, setiap perguruan tinggi wajib membentuk Satgas PPKPT yang aktif, responsif, dan dapat dipercaya. Satgas tidak hanya bertugas menerima laporan, tetapi juga melakukan pendampingan dengan menjunjung tinggi kerahasiaan korban.
“Petugas Satgas harus siap menjadi wadah besar untuk menerima aduan, tapi tidak boleh menjadi ‘ember’ yang membocorkan rahasia korban,” tegasnya.
Prosedur pelaporan juga harus transparan dan mudah diakses, termasuk melalui media sosial kampus, agar mahasiswa tidak ragu mencari pertolongan.
Rektor IKIP PGRI Wates Joyo Sumpana menyatakan komitmennya menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan. IKIP PGRI Wates telah menyiapkan berbagai instrumen perlindungan yang melibatkan tim ahli hingga organisasi mahasiswa.
“Kami memaksimalkan peran Program Studi Bimbingan Konseling. Setiap minggu ada evaluasi perkembangan mahasiswa. Jika muncul persoalan, akan ditangani melalui Pembimbing Akademik,” jelasnya.
IKIP PGRI Wates juga telah membentuk Satgas PPKPT serta memiliki unit khusus yang menangani kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan seksual. Perlindungan tidak hanya bertumpu pada struktur kampus, tetapi juga pada keberanian dan kepedulian mahasiswa.
“Kami mendorong mahasiswa aktif melapor dan saling menjaga melalui wadah-wadah internal yang tersedia,” ujarnya.


















