KULON PROGO – Kawasan Tanjungsari, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, berubah menjadi lautan manusia, Minggu (28/12/2025). Ribuan warga tumpah ruah mengikuti Gerakan Sambanggo, sebuah kegiatan fun walk dan senam massal yang bukan hanya mengajak hidup sehat, tetapi juga menggerakkan ekonomi warga dan menghidupkan potensi wisata lokal.
Kegiatan diawali dengan senam bersama, dilanjutkan jalan sehat menyusuri kawasan sekitar. Warga dari berbagai wilayah tampak berbaur, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh semangat.
Gerakan Sambanggo dirancang sebagai ruang partisipasi publik. Selain mendorong kebugaran, kegiatan ini menjadi sarana membangun kepedulian terhadap lingkungan, penataan kawasan, serta penguatan UMKM yang tumbuh di sekitar lokasi wisata.
Artikel Terkait
“Selain menyehatkan, Sambanggo juga memberi ruang kebahagiaan bagi masyarakat dan mendorong perekonomian lokal,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asda II) Setda Kulon Progo, dr Sri Budi Utami.
Program ini juga mampu menghidupkan UMKM setempat. Membeli produk lokal adalah bentuk nyata dukungan agar usaha warga terus tumbuh dan berkelanjutan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Sutarman mengatakan, Gerakan Sambanggo bertujuan menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat dalam mengembangkan pariwisata berbasis lingkungan dan kebersamaan.
Dia menyoroti Jembatan Kabanaran yang kini menjadi ikon dan kerap viral sebagai peluang besar untuk memajukan kawasan.
“Pengembangan wisata tetap diiringi dengan komitmen menjaga kebersihan, kerapian, dan kenyamanan pengunjung,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Dinas Pariwisata Kulon Progo menyerahkan bantuan sarana prasarana wisata dan UMKM, mulai dari tenda hingga perlengkapan kebersihan. Bantuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan kelompok sadar wisata (pokdarwis) agar tepat guna dan mendukung penataan kawasan.
Lurah Banaran, Haryanta ukungan konkret, Dinas Pariwisata Kulon Progo menyerahkan bantuan sarana prasarana wisata dan UMKM, mulai dari tenda hingga perlengkapan kebersihan. Bantuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan kelompok sadar wisata (pokdarwis) agar tepat guna dan mendukung penataan kawasan.
Tokoh masyarakat Banaran, Priyo Santoso mengucapkan terima kasih atas dukungan dan fasilitasi pemerintah. Dengan potensi wisata pantai, agro, pertanian, paket live-in, hingga homestay yang telah berkembang, ia berharap kunjungan wisata ke Kulon Progo terus meningkat dan berujung pada kesejahteraan masyarakat.
Gerakan Sambanggo diharapkan tidak berhenti sebagai kegiatan seremonial semata, melainkan menjadi pemantik kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha—agar wisata tumbuh, UMKM bergerak, dan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh warga.


















