KULON PROGO – Pendopo Kapanewon Temon terasa berbeda pagi ini. Senyum, sapaan hangat, dan antrean warga yang tertib mewarnai kantor pemerintah di ujung barat Kulon Progo, Rabu (24/12/25).
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) datang tidak hanya membawa aktivitas penerbangan, tetapi juga harapan dan kepedulian bagi masyarakat sekitar.
Melalui program InJourney Airports Berbagi Sembako, PT Angkasa Pura Indonesia menyalurkan 500 paket sembako kepada warga Temon dari lima kalurahan Palihan, Kebonrejo, Glagah, Jangkaran, dan Sindutan.
Bagi sebagian warga, bantuan ini menjadi penopang kebutuhan rumah tangga di akhir tahun. Teguh Wiyono, warga Kalurahan Glagah terlihat menggenggam paket sembako dengan wajah semringah.
Artikel Terkait
“Alhamdulillah, sangat membantu keluarga kami. Terima kasih sudah peduli,” ucapnya lirih, penuh rasa syukur.
General Manager Bandara YIA, Ruly Artha, mengatakan bahwa kegiatan berbagi ini lahir dari kesadaran bahwa bandara tidak bisa berdiri sendiri tanpa masyarakat di sekitarnya.
“Bandara YIA bukan hanya tempat pesawat datang dan pergi. Kami adalah bagian dari kehidupan warga Temon. Di momen seperti ini, kami ingin berbagi kebahagiaan sederhana dan merasakan kebersamaan,” kata Ruly.
Menurutnya, Natal dan Tahun Baru adalah waktu yang tepat untuk menumbuhkan empati dan memperkuat hubungan sosial. Bantuan sembako ini, meski sederhana, diharapkan mampu meringankan beban warga sekaligus mempererat ikatan antara bandara dan masyarakat.
“Kami ingin tumbuh bersama masyarakat. Hubungan yang harmonis dan berkelanjutan adalah komitmen kami ke depan,” tambahnya.
Kehadiran Bandara YIA sebagai tetangga bagi warga Temon juga mendapat apresiasi dari Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan. Ia menilai program berbagi ini sebagai bentuk nyata tanggung jawab sosial perusahaan.
“Bandara harus memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa pembangunan bisa berjalan seiring dengan kepedulian sosial,” ujarnya.
Agung berharap masyarakat Temon dapat menangkap peluang ekonomi dari keberadaan bandara, mulai dari usaha kuliner hingga layanan pendukung bagi jamaah umrah dan haji.
“Jika masyarakat dan bandara berjalan bersama, kesejahteraan akan tumbuh bersama,” tuturnya.
Menjelang siang, satu per satu warga meninggalkan pendopo dengan membawa paket sembako. Mungkin nilainya tidak seberapa, namun di akhir tahun, perhatian dan kepedulian itu menjelma menjadi harapan.
















