Buku Daruna Daruni dan Toponimi Kapanewon Wates Diluncurkan

Sayoto Ashwan

Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo Joko MUrsito menyerahkan buku kepada Paniradya Pati kaistimewaan DIY Aris Eko Nugroho pada penutupan Manekawarna di Gedung Taman Budaya Kulon Progo, sabtu (6/9/2025). (foto: istimewa)

KULON PROGO – Dinas Kebudayaan (kundha Kabudayan) Kulon Progo meluncurkan dua buku pada penutupan manekawarna 2025 di Taman Budaya Kulon Progo, Sabtu (6/9/2025). Manekawarna menjadi ajang pelaku seni dan budaya di Kulonprogo untuk berekspresi dalam rangkaian Hari Jadi Kulonprogo ke-74 dan memeringati 13 tahun Keistimewaan DIY.

Dua buku yang diluncurkan berupa buku daruna daruni dan buku Toponimi Kapanewon Wates. Tradisi daruna dan daruni masih diperingati warga di Bugel, Panjatan setiap tahun. Disana ada petilasan yang dulu merupakan tempat singgah pasukan daruna dalam mengusir penjajah.

Peluncuran ini menjadi langkah konkret dalam penulisan dan dokumentasi sejarah budaya lokal oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, bekerja sama dengan Paniradya Kaistimewan DIY. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Dana Keistimewaan DIY.

“Mari kita menjaga dan memelihara budaya yang kita miliki, baik di tingkat DIY maupun kabupaten. Taman Budaya ini harus bisa dimaksimalkan sebagai ruang ekspresi seni dan pelestarian budaya,” ujar Aris.

Pelestarian budaya di DIY terus didorong melalui pendanaan Dana Keistimewaan yang digagas Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

Kegiatan Manekawarna digelar sejak Senin (1/9/2025) hingga Sabtu (6/9/2025). Setidaknya ada 250 pelaku seni dari berbagai kelompok usia yang tampil. Mulai dari Karawitan Remaja, Wayang Bocah dengan 12 dalang dan 12 kelir, Panembrama oleh 25 sinden lintas generasi, hingga pertunjukan seni tradisional seperti Jaranan, Jathilan, Ogleg, dan Reog.

Kepala UPT Taman Budaya Kulon Progo, Murdiyono selama penyelenggaraan juga ada pameran seni dan bazar UMKM yang melibatkan 30 pelaku usaha dan SMAN 1 Galur serta SMAN 1 Kokap. Kegiatan ini memberi ruang lebih besar bagi keterlibatan anak-anak, remaja, dan generasi muda dalam kesenian.

“Kegiatan ini bukan sekadar panggung hiburan, tapi wahana apresiasi bagi para sesepuh seni yang telah berjasa menjaga budaya, serta ruang pembelajaran bagi generasi penerus,” ujar Murdiyono.

Rekomendasi Untuk Anda

News

Belajar di Luar Kelas, Siswa MTsN 6 Kulon Progo Jelajahi Surabaya–Malang

KULON PROGO – Pembelajaran tak selalu harus berlangsung di dalam kelas. MTsN 6 Kulon Progo membuktikan hal tersebut melalui kegiatan ...

Ekbis

Siswa MTsN 1 Kulon Progo Rintis Bisnis Kripik Pisang Coklat

KULON PROGO – Sejumlah siswa MTsN 1 Kulon Progo berkreasi dan mencoba berbisnis. Mereka merintis usaha kripik pisang coklat yang ...

News

Menggapai Asa di Tanah Baru, 5 Keluarga Kulon Progo Transmigrasi ke Sulawesi Tengah

KULON PROGO – Harapan baru mengiringi langkah lima keluarga asal Kabupaten Kulon Progo yang diberangkatkan menuju kawasan transmigrasi Lore Tengah, ...

News

Relawan Ambulans Barat Perkuat Solidaritas dan Profesionalisme Layanan Darurat

KULON PROGO – Komunitas Relawan Ambulans Barat (RAB) menggelar Sarasehan dan Pelatihan Relawan Ambulans Barat 2025 sebagai upaya memperkuat solidaritas, ...

Tokoh

Sambut Natal 2025, Legislator PKS Ajak Warga Dogiyai Rawat Kerukunan

PAPUA – Anggota DPRK Dogiyai, Korneles Kotouki mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga kerukunan, keamanan, dan persatuan di tengah keberagaman suku ...

News

Ikrar Antikorupsi dalam Tembang Pocung Antarkan Kulon Progo Cetak Rekor MURI

KULON PROGO – Pemkab Kulon Progo bersama Kejaksaan Negeri Kulon Progo mengemas gerakan antikorupsi dengan pendekatan budaya Jawa. Pembacaan ikrar ...

Tinggalkan komentar